Kota Bandung, jurnalbandungraya.com – Dalam rangka meningkatkan potensi wisata di pedesaan para pegiat para wisata kota bandung menggelar konferensi pers pembentukan desa wisata, desa wisata sendiri adalah bentuk integrasi antara aktrasi, akomodasi dan pasilitas pendukung yang disajikan dalam satu struktur kehidupan masyarakat, yang menyatu dengan tatacara dan tradisi yang berlaku.
Bertempat di Warung Tradisional Wartal 272 Salis Hotel Bandung konferensi pers ini bertujuan untuk membentuk desa wisata di kota bandung agar meningkatkan potensi para wisata dan menarik wisatawan lokal dan asing mengunjungi pedesan.
“Menurut camat saya yang sebetulnya sudah membawa wisatawan dari tahun 80an kedesa, desa ya harus seperti desa, jangan desa di pasarkan karna kalo desa yang kita kan punya lagu desaku yang kucinta desa yang permai, bukan desa yang pasar yang kaya pasar, kalo dipasarkan semua orang pindah ke desa, desa akan hancur, dengan tradisinya dengan semua karna terbeli dan itu tidak begitu seharusnya, jadi kalo desa dipasarkan tunggu dulu bukan pasar yang mereka butuhkan, yang mereka butuhkan adalah pengunjung yang potensial, membawa memberi potensi kepada mereka, jadiya itu yang sebetulnya kita butuhkan adalah contoh contoh desa mana yang bisa di kunjungi itu pun dengan keyring capasicitty dengan keterbatas membantasi pengunjung, kalo terlalu ramai nanti yah akan di tinggalkan, kita nih maksud saya insan insan prawisata nih yang ingin hidup di dunia parawisata kita harus cermat mengetahui ini yang yunik yang hanya ada disitu itu yang caba kita liat dan ini yang kita angkat melalui facebook melalui instagram orang akan bertanya dan kita bisa memperkenalkan.” ujar FELIX selaku SEPUPUH DESA WISATA.
Dalam konferensi pers yang digelar pada rabu 10 Oktober 2018 ini juga turut dibahas bagai mana seharusnya desa wisata yang nantinya akan memperkenalkan nilai nilai tradisi dan budaya sehari hari masyarakat desa serta meningkatkan kesadaran masyarakat kedalam melestarikan desa dan meningkatkan potensi ekonomi masyarakat itu sendiri.
“Kalo kita disinergikan antara dunia perwisata perwakilan dengan desa wisata itu kita harus membikin suatu wahana atau pos pos supaya menarik lagi wisatawan itu dari budaya dan sejarah, desa desa wisata ini yang banyak yaitu bali banyak desa desa wisata dan mereka orang bandung sendiri pun pada kesana melihat desa wisata karna disana tu ada budaya, di kita ini khususnya bandung tu budayanya ga ada, kita masih dalam kuliner, masih dalam fashion, karna kemarin setelah dikerjakan rabu yunda itu sebenernya niatnya untuk mengembalikan lagi tentang budaya tapi harusnya berkaitan dengan perawisata tong rabu da rabu mah weekend da kebanyakan datang wisata itu harap itu hari weekend sabtu jumat sabtu minggu, kalo saya pribadi pengennya pake baju adat itu jumat sabtu minggu sabtu kedua di bantu oleh gamelan gamelan masuk ke session bandung gamelan, masuk ke airport gamelan kita disana itu suka ngadain kita suka nawarin kalo ada trepel trepel datang tamu tamu datang kita ini ada pegelaran lo namanya kokoh mereka taunya pegelaran itu misalkan angklung kita kokoh ada banyak sekali kita disini juga ada pegelaran itu kondisinya untuk meningkatkan di seni budaya.” ujar BENNY selaku MANAGER SALIS HOTEL BANDUNG.
Dengan dibentuknya desa wisata ini diharapkan para masyarakat desa sadar dan ikut mempromosikan akan potensi yang ada di wilayahnya sehingga dapat menarik para wisatawan lokal dan asing datang mengunjungi desa wisata dan mengenal nilai nilai tradisi dan budaya masyarakat desa.
Dari Kota Bandung Jawa Barat tim liputan ismart media mengabarkan.
AIDA
Posting oleh : Anwar
Transkrip oleh : Aida
Tonton via youtube
Tonton via vidio.com