Polrestabes Bandung – Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Dr. Budi Sartono S. I.K, M.SI,M.Han, mengatakan, pada tahun 2024 pemerintah menargetkan untuk menurunkan angka stunting sebanyak 14 persen dari 16 persen di tahun 2023. Oleh karenanya, Polrestabes Bandung membantu pemerintah untuk pencegahan stunting melalui dana Corporate Social Responsibilty (CSR).
“Alhamdulillah kami dari Polrestabes Bandung berupaya membantu pemerintah dan mendapat bantuan CSR dari PT Sido Muncul dan cukup besar, kurang lebih Rp250 juta, dengan bantuan per keluarga itu setiap bulan dapat Rp.500 ribu dan uangnya itu tidak diberikan kepada kami, langsung diberikan kepada keluarga melalui transfer,” ucap Budi di Mapolrestabes Bandung, Senin 3 September 2024.
Kapolrestabes Bandung mengatakan, tugas Polrestabes Bandung adalah melakukan pengawasan untuk membantu anak-anak yang terindikasi stunting. Instansi terkait seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Dinas Kesehatan Kota Bandung, dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung.
“Bentuk pengawasannya adalah dari Bhabinkamtibmas bersama Dinas Kesehatan dengan Puskesmas dan Posyandu adalah pertama kali adalah menimbang anak tersebut. Memang penunjukkan 100 orang ini adalah kami menerima data dari Pemkot, kami minta data dari Dinas Kesehatan,” ucap dia.
Budi mengatakan, pemberian bantuan untuk anak terkena stunting ditargetkan selesai selama lima bulan. Dia berharap, bantuan uang tersebut bisa membantu mencegah kenaikan angka stunting di Kota Bandung.
“Jadi targetnya dari CSR hari sekarang ini adalah 100 keluarga dengan jangka waktu 5 bulan. Sehingga karena uang itu Rp500 ribu itu benar-benar dipergunakan untuk membeli bahan pokok makanan yang bisa menurunkan tingkatan stunting,” ucap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas PPKB Kota Bandung, Kenny Dewi mengatakan, tantang terbesar untuk pencegahan stunting adalah edukasi kepada masyarakat. Namun dengan upaya pencegahan secara masif yang dilakukan berbagai pihak diharapkan dapat menurunkan angka pertumbuhan stunting.
“Jadi ada yang mungkin ibu-ibu muda mungkin ya yang belum teredukasi secara optimal mengenai bagaimana pola asuh anaknya. Untuk tahun 2024 ini target prevalensinya secara nasional bahkan 14 persen,” kata dia.